Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan dibidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya insani. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian dari pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan khususnya.
Untuk memperoleh tujuan pendidikan, peneliti termotivasi untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, keterkaitannya dengan rendahnya tingkat belajar siswa. Sedangkan yang menjadi pilihan tindakan perbaikan, peneliti tertarik pada mata pelajaran matematika dengan materi perkalian. Karena kegiatan pembelajarannya sangat menantang dan menuntut anak untuk berpikir dan kreatif, selain itu pada materi perkalian tingkat penguasaan siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Mandala Rubaru terhadap materi masih rendah terbukti dari 18 siswa yang mencapai nilai 65 keatas hanya 5 orang atau sekitar 25% tingkat ketuntasan klasikal.
Penyampaian materinya hanya menyampaikan metode ceramah dan tanya jawab serta tekhnik menghafal untuk materi perkalian. Selain itu penggunaan alat bantu juga terasa masih kurang. Hal inilah yang membuat peserta didik kurang mampu menyerap materi yang diajarkan sehingga kebanyakan menganggap belajar matematika sulit dan terkesan tidak terlalu bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Yang dalam hal ini berhubungan dengan menurunnya minat belajar siswa pada pelajaran ini.
Hal ini berdampak bagi siswa yang belum dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang seharusnya telah dikuasai pada kelas sebelumnya. Bahkan, sebagian besar belum bisa terampil dalam materi perkalian. Para siswa mengungkapkan bahwa materi perkalian terlalu sulit bagi mereka karena mengharuskan menghafal.
Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Perkalian merupakan salah satu keterampilan berhitung dasar yang harus mereka kuasai sebagai bekal untuk mempelajari materi selanjutnya. Terkait dengan masalah tersebut, telah dikembangkan berbagai metode dan tekhnik pembelajaran untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar matematika, terutama dalam hal berhitung. Salah satu metode yang klasik yaitu metode sempoa. Namun saat ini, muncul metode-metode baru yang digemari dan dianggap lebih praktis salah satunya adalah metode jaritmatika. Jaritmatika adalah
metode berhitung perkalian dengan menggunakan jari tangan. Metode ini pertama kali ditemukan oleh Septi Peni Wulandani. Media jaritmatika adalah salah satu cara berhitung dengan alat bantu jari tangan. Dengan media jaritmatika ini siswa dilatih untuk menghafal perkalian dasar. Keterlibatan siswa untuk memperagakan jaritmatika dapat mendapat pembelajaran semakin bermakna. Siswa dapat menggunakan jari tangannya untuk menyelesaikan permasalahan berhitung berdasar aturan formasi tangan dengan penyelesaian jaritmatika. Media jaritmatika ini selain fleksibel juga tidak memberatkan memori otak anak dalam proses berhitung, menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi.
Untuk lebih lengkap silahkan baca di file dibawah ini.